Salah satu pedagang di Pasar Induk Medan mengungkapkan bahwa sepinya pembeli membuat banyak sayur terpaksa dibiarkan begitu saja.
“Kalau sayur tidak laku dalam beberapa hari, mereka bisa layu atau busuk dan akhirnya harus dibuang. Ini tentu merugikan kami, karena modal yang sudah dikeluarkan belum tentu kembali, apalagi untuk mendapatkan untung,” katanya AB dengan wajah lesu.
Di sisi lain, Pasar di Pancur Batu, Deli Serdang juga menunjukkan kondisi serupa, banyak petani yang kini kesulitan menjual hasil pertanian mereka, meski pasokan sayur melimpah namun permintaan sangat sedikit.
“Biaya produksi seperti biaya tanam, perawatan, pupuk, dan bibit yang semuanya semakin mahal, tetapi hasil yang kami dapat sangat sedikit. Ini sangat merugikan kami para petani,” ujar salah satu petani yang enggan disebutkan namanya.Selain petani dan pedagang, sektor transportasi juga terkena dampaknya. PS, seorang penarik becak yang biasa mengantarkan sayur mayur dari Pasar Induk ke warung-warung warga, mengeluh bahwa pendapatannya berkurang drastis.
“Dulu saya sering bolak-balik antar jemput warga dan sayur mayur, tapi sekarang jarang sekali ada panggilan. Ini sangat mempengaruhi pendapatan saya,” katanya.
Melihat kondisi yang semakin sulit ini, masyarakat berharap agar pemerintah, terutama instansi terkait, segera mencari solusi untuk mengatasi penurunan daya beli masyarakat dan kestabilan harga sayur mayur. Mereka berharap adanya langkah-langkah yang dapat mengangkat perekonomian masyarakat, serta memperbaiki kondisi pasar yang saat ini sedang terpuruk.(EKO SINAMO).
Posting Komentar