Kegiatan MPAB dan MABIM berlangsung di rumah Misi Laipori Desa Palakahembi Kecamatan Pandawai, Kabupaten Sumba Timur, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), pada 10-12 Mei 2024.
Ketua panitia pelaksanaan kegiatan MPAB dan MABIM, Aldi B.T. Paraingu menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan pembinaan formal jejenjang pertama MPAB dan MABIM jenjang ke dua di tingkat cabang.
Kemudian, Ketua Presidium Umbu Chelvin Wolu Tana dalam sambutannya menyampaikan dasar pemikiran pembentukan MPAB dan MABIM.
"Mahasiswa merupakan seorang intelektual muda yang harus dibina agar memiliki rasa kekatolikan dan kemanusiaan sehingga dapat bermanfaat bagi kesejahteraan masyarakat indonesia."ujarnya.
Jelasnya, Dasar pemikiran tersebut diturunkan dalam bentuk nilai nilai yang dapat digunakan sebagai penunjuk jalan dan aplikasi dalam visi dan misi PMKRI serta identitas kader PMKRI dan juga tiga benang merah PMKRI yaitu Fraternitas, Kristianitas dan Intelektualitas.
"Pembinaan dalam organisasi PMKRI menekankan agar PMKRI menjadi organisasi belajar dan intelektual yang merupakan panduan agar mahasiswa dapat mengarahkan keilmuannya pada arah visi etis membangun masyarakat sejahtera, terutama bagi yang miskin dan tertindas," ungkap Chelvin.
Lanjutnya, Keberadaan PMKRI dapat membekali seorang mahasiswa dari proses belajarnya di kampus dan masyarakat hingga lulus dari perguruan tingi kelak dapat menjadi seorang sarjana yang paripurna memiliki bakat, pengalaman, dan nilai lebih daripada mahasiswa umumnya.
Senada dengan itu, ketua komisariat Ungkriswina Megi umbu K. Ngaji juga menyampaikan bahwa, untuk menuju ke sana, PMKRI sebagai organisasi pengkaderan maka dalam proses pengkaderan harus sistematis.
"Pengkaderan dimulai dari komisariat sebagai basis gerakan dasar PMKRI, ketika pengkaderan PMKRI dilakukan secara sistematis yang dimulai dari tingkat komisariat maka di situ ada proses, yakni proses perjalanan kader dari tingkat komisariat menuju cabang," ucapnya.
"Dengan demikian, ketika kader sudah berdinamika di cabang maka kemampuan dan kematangannya tidak akan diragukan lagi terutama dalam memahami nilai-nilai PMKRI itu sendiri dan rasa memiliki PMKRI itu sangat tinggi," tutup Megi.
Oskar Lakawa, selaku Presidium Gerakan Kemasyarakatan (GERMAS), menekankan bahwa, Gerakan ini dimana menempatkan semua elemen anggota perhimpunan baik pusat maupun cabang-cabang dan harus melakukan gerakan secara bersama-sama.
Kemudian ia menjelaskan bahwa, PMKRI menggunakan metode gerakan yang sistematis dan terkoordinasi yang meliputi metode Teritorial, Fungsional, dan Efektif.
"Peran PMKRI di masyarakat sesuai dengan realita sosial yang menyentuh rana kehidupan social, ekonomi dan budaya. Dalam hal ini PMKRI melihat masyarakat yang membutuhkan dan mempunyai kriteria Gerakan PMKRI."katanya kepada Koreksi News melalui Whatsapp, pada 11 Mei, pukul 11:11 Wita.
"Gerakan PMKRI tidak hanya di pusat, tetapi menyebar ke seluruh Indonesia tergantung dari jumlah cabang yang ada di Indonesia, dan gerakan PMKRI tidak terpusat pada tempat, waktu, dan ruang tertentu," ungkapnya.
Selanjutnya, PMKRI selalu berusaha untuk menyikapi persoalan sosial kemasyarakatan dengan cara yang strategis dan progresif. Oskar menegaskan bahwa strategi ini merupakan langkah penting untuk menjawab persoalan sosial control kemasyarakatan.
"PMKRI selalu berusaha untuk melihat isu-isu yang berkembang di masyarakat dan menindaklanjutinya dengan cara yang terkoordinasi dan sinergis,"terang Oskar.
Oskar meyakini bahwa metode gerakan yang sistematis dan terkoordinasi ini akan membantu PMKRI mencapai tujuannya dalam membangun masyarakat yang sejahtera dan adil. Dia mengajak seluruh anggota PMKRI untuk aktif berpartisipasi dalam gerakan ini dan memberikan kontribusi nyata bagi kemajuan bangsa.(DOMINGGUS).
Posting Komentar