E8lLixHRDGb1xRnfaGQAOqap3MrzuUX2KzUNPsqv
Bookmark

Pendidikan Dan Kemiskinan di Sumba Barat Daya: Penyebab, Dampak Dan Solusinya

Oleh Daniel Ndara Dendo, Mahasiswa Prodi Pendidikan Keagamaan Katolik, Universitas Katolik Weetebula, Sumba NTT

Pendidikan merupakan proses dimana seseorang dapat menemukan jati diri dan mengenali potensi diri. Selanjutnya pendidikan mampu membuat seseorang mengolah dan menggali potensi-potensi yang ada pada dirinya untuk menjadikan manusia itu sebagai pribadi yang cerdas dan kaya akan ilmu pengetahuan.

Pendidikan dapat mengubah pola pikir seseorang, dimana melalui pendidikan seseorang memperoleh banyak pengetahuan, ilmu dan informasi yang terus berkembang. Melalui pendidikan orang dapat bersosialisasi secara baik dengan lingkungannya.

Menurut Sumitro (1994) dalam Fitriana (2008), mangatakan bahwa pendidikan merupakan prasyarat untuk meningkatkan martabat manusia. Melalui pendidikan warga masyarakat mendapatkan kesempatan untuk membina kemampuannya dan mengatur hidupnya secara wajar. 

Di era digital seperti saat ini  dan berdampingan dengan perkembangan teknologi yang semakin berkembang pesat rasanya sangat perlu kita sebagai generasi muda atau populer disebut  dengan gen z sadar akan pentingnya pendidikan. 

Meskipun saat ini sudah banyak generasi generasi muda yang sadar bahwa pendidikan itu penting tetapi masih banyak juga teman teman sebaya kita yang tinggalnya di desa-desa terpencil yang masih kurang kesadarannya bahwa pentingnya pendidikan. 

Pada tahun 2022, Badan Pusat Statistika melakukan penelitian mengenai minat belajar dan sekolah di Sumba Barat Daya dan hasilnya tercatat presentase penduduk berumur 7-24 tahun di Sumba Barat Daya tidak bersekolah adalah 24,03 %. Sedangkan presentase siswa SD ( Sekolah DASAR) ,SMP (Sekolah Menengah Pertama), Dan SMA (Sekolah Menengah Atas)  adalah 37,57%, 17,49%, dan 20,15%.  Dari data tersebut bisa dikatakan bahwa minat bersekolah anak anak Sumba Barat Daya masih begitu rendah.

Kita tahu bahwa pendidikan begitu penting untuk kelangsungan hidup setiap individu karena dengan pendidikan akan membuat atau mengubah sudut pandang seseorang dan membentuk pola pikir sesesorang menjadi lebih luas dan lebih terbuka. 

Saat ini pendidikan menjadi fokus utama pemerintah untuk terus ditingkatkan kualitas agar dapat bersaing dengan generasi-generasi dari kota maju lainnya. Apalagi di era digital saat ini yang dimana pendidikan sudah menggunakan atau sudah memanfaatkan teknologi yang berkembang. 

Mungkin akan muncul pertanyaan mengapa kita harus membentuk anak anak gerenasi muda di Sumba Barat Daya yang berpendidikan? Saya katakan, Tidak hanya berpendidikan namun harus memiliki karakter yang mumpuni dikarenakan 5-10 tahun yang akan datang Sumba Barat Daya kita ini akan membutuhkan pemimpin-pemimpin milenial yang berwawasan luas dan memiliki intelektual yang tinggi agar dapat bersaing dengan kabupaten lain dan dapat memajukan segala bidang yang ada di Sumba Barat Daya ini.

Untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Sumba Barat Daya mungkin bisa diadakan beberapa program seperti peningkatan akses pendidikan yang lebih luas, terutama di desa-desa pelosok Sumba Barat Daya. Berupa pengadaan transportasi sekolah, peningkatan fasilitas, literasi, pemberian beasiswa atau bantuan keuangan untuk membiayai pendidikan anak-anak sumba barat daya.

Untuk meningkatkan sumber daya manusia yang ada juga bisa diadakan penyuluhan kepada masyarakat sumba Barat Daya baik para orangtua maupun anak-anak sumba Barat Daya mengenai pentingnya pendidikan. Yang sebenarnya pendidikan tak hanya untuk mereka yang memiliki finansial yang lebih namun juga untuk kalangan tengah kebawa karna pendidikan bersifat universal. Dapat juga diadakan kegiatan pelatihan ataupun diklat untuk masyarakat Sumba Barat Daya mengenai pendidikan dan teknologi modern. Guna mengejar ketertinggalan teknologi di Sumba Barat Daya.

Penyebab Kemiskinan 

Kemiskinan merupakan masalah kompleks yang dipengaruhi oleh beberapa penyebab kemiskinan yang saling berkaitan yakni kualitas sumber daya manusia, tingkat pendapatan masyarakat dan pengangguran. Dalam artian lain kemiskinan merupakan salah satu masalah sosial yang masih terjadi saat ini. 

Dampak Kemiskinan

Masyarakat Sumba Barat Daya, disebabkan oleh beberapa faktor yaitu: Masyarakat miskin yang memiliki tanggungan besar dalam memenuhi kebutuhan hidup, seperti biaya pesta adat, makan-minum dan biaya pendidikan anak yang cukup tinggi, Tingkat pendapatan keluarga yang sangat rendah, Pendidikan masyarakat yang rendah, Keterbatasan modal. 

Berdasarkan penyebab kemiskinan tersebut, berdampak pada hilangnya hak kesejateraan masyarakat seperti sandang, pangan dan papan dimana masih ada sebagian masyarakat yang tinggal dirumah semipermanen dan tidak layak huni jika dilihat dari aspek kesehatan, hilangnya hak atas pendidikan, dan hal ini akan berdampak bagi anak-anaknya karena ketidakmampuan orang tua dalam menyekolahkan anaknya dan kehilangan hak untuk memperoleh pekerjaan yang layak dikarenakan kepala keluarga memiliki tingkat pendidikan yang rendah sehinggah tidak bisa memperoleh pekerjaan yang lebih menjanjikan. Dampak lainnya adalah tingginya angka kriminal dalam hal ini pencurian dan perampokan.

Supriatna (1997:90) menyatakan bahwa kemiskinan adalah situasi yang serba terbatas yang terjadi bukan atas kehendak orang yang bersangkutan.

Suatu penduduk dikatakan miskin bila ditandai oleh rendahnya tingkat pendidikan, produktivitas kerja, pendapatan, kesehatan dan gizi serta kesejahteraan hidupnya, yang menunjukkan lingkaran ketidakberdayaan. Kemiskinan bisa disebabkan oleh terbatasnya sumber daya manusia yang ada, baik lewat jalur pendidikan formal maupun nonformal yang pada akhirnya menimbulkan konsekuensi terhadap rendahnya pendidikan informal.

Pemerintah daerah di harapkan untuk memperhatikan masalah dampak dari kemiskinan yang selalu terjadi di desa-desa sangat tinggi kasus dampak dari kemiskinan lebih khusus di desa-desa terpencil Kabupaten Sumba Barat Daya. 

Jadi dapat dikatakan bahwa penyebab kemiskinan tidak hanya dilihat dari aspek ekonomi saja seperti tingkat pendapatan, tetapi juga menyangkut aspek-aspek sosial dan kelembagaan.

Kemiskinan yang menimpa sekelompok masyarakat berhubungan dengan status sosial ekonominya dan potensi wilayah. Faktor sosial ekonomi yaitu faktor yang berasal dari dalam diri masyarakat itu sendiri dan cenderung melekat pada dirinya, seperti tingkat pendidikan dan keterampilan yang rendah, tingkat kesehatan rendah dan produktivitas yang rendah. Sedangkan faktor yang berasal dari luar berhubungan dengan potensi alamiah, teknologi dan rendahnya aksesibilitas terhadap kelembagaan yang ada.

Oleh karena itu pemerintah daerah perlu lebih memperhatikan kualitas pendidikan dan kemiskinan di Sumba Barat Daya untuk mendorong laju pertumbuhan pendidikan dan ekonomi dengan cara

Pendidikan berpengaruh positif terhadap variabel pertumbuhan ekonomi. Artinya ketika pendidikan tinggi maka pertumbuhan ekonomi juga tinggi. Dengan kata lain pendidikan sangat efektif untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Melalui pendidikan maka kualitas sumber daya manusia akan semakin meningkat dan akan mendorong pertumbuhan ekonomi.

 Kemiskinan berpengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi. Ketika jumlah kemiskinan meningkat maka pertumbuhan ekonomi tetap tinggi. Sehingga kemiskinan tidak mempengaruhi laju pertumbuhan ekonomi. Hal ini mengidentifikasikan bahwa tingginya angka kemiskinan tidak akan menurunkan laju pertumbuhan ekonomi dan menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi bukan indikator penting untuk mengurangi kemiskinan. 

Pendidikan dan kemiskinan secara bersama-sama tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi. Hal itu dikarenakan variabel kemiskinan tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi. Walaupun demikian, Kemiskinan harus tetap dicarikan solusinya untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang sebenarnya.

Dengan meningkatkan pendidikan masyarakat maka kemiskinan akan bisa diatasi dimasa yang akan datang    

Posting Komentar

Posting Komentar

Berikan Komentar Anda Mengenai Berita Ini!!